Apakah Ashab al-Kahfi Benar-Benar Memiliki Anjing?

Apakah Ashab al-Kahfi Benar-Benar Memiliki Anjing?

Hemmm aku sendiri kadang nggak cocok dengan pernyataan bahwa Ashabul Kahfi yang terkenal terlelap di goa selama ratusan tahun itu memiliki seekor anjing yang masyhur dengan nama Qithmir.

Aku sendiri kadang berpikir, "Loh apakah gak aneh orang-orang selevel ashabul kahfi yang terkenal dengan keimanannya memelihara seekor anjing, apa ya etis?  Apa ya nggak ribet karena adanya keharaman memlihara anjing dengan beberapa ketentuan?" Ya walaupun gak salah juga sih kalau mereka memelihara seekor anjing, tapi ya kayak aneh gitu kalau mereka memelihara, ditambah anjingnya cukup terlatih pula untuk menjaga goa yang mereka tinggali.

"Loh kalau Allah berkun fayakun mau gimana lagi?"

Ehm iya sih, benar.

Tapi akhir-akhir ini aku iseng nyari tafsir yang agak cocok denganku mengenai masalah itu, berikut ulasannya:

Ayat yang bersinggungan langsung atas kisah anjing ashabul kahfi terdapat pada al-Kahfi: 16:

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَذَاتَ ٱلشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُم بَٰسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِٱلْوَصِيدِ ۚ لَوِ ٱطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

"Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka."



ath-Thobari menyebutkan bahwa penafsiran bahwa"kalb" dalam ayat ini tidak hanya bisa dimaknai sebagai anjing, tetapi juga bisa dimaknai sebagai juru masak yang mengikuti ashabul kahfi:

فقال بعضهم: هو كلب من كلابهم كان معهم، وقد ذكرنا كثيرا ممن قال ذلك فيما مضى، وقال بعضهم: كان إنسانا من الناس طباخا لهم تَبِعهم

Ibn Katsir menyebutkan adanya penafsiran bahwa anjing dalam ayat tersebut milik salah satu ashabul kahfi yang digunakan untuk berburu, jadi memang kok ujug-ujug bisa menjaga goa, ya karena memang sudah terlatih. Beliau juga menyebutkan bahwa ada yang berpendapat bahwa anjing itu milik seorang juru masak milik raja, yang mana juru masak itu merupakan orang yang beriman sehingga juru masak tersebut menjaga goa dan anjing miliknya juga mengikutinya:

وَقَدْ قِيلَ: إِنَّهُ كَانَ كَلْبَ صَيْدٍ لِأَحَدِهِمْ، وَهُوَ الْأَشْبَهُ. وَقِيلَ: كَانَ كَلْبَ طَبَّاخِ الْمَلِكِ، وَقَدْ كَانَ وَافَقَهُمْ عَلَى الدِّينِ فَصَحِبَهُ كَلْبُهُ

al-Qurthubi memulai narasinya tentang "kalb" dalam ayat ini melalui berbagai riwayat yang menyebutkan sifat dari anjing ini, mulai dari warna maupun fungsi dari anjing ini. Beliau juga banyak menyebutkan pandangan beberapa ulama' mengenai hukum memelihara anjing sampai pada riwayat bahwa anjing di ayat itu bukan benar-benar bermakna anjing. Beliau menyebutkan bahwa ada riwayat qiroat yang tidak membaca sebagai "kalb", melainkan "kalib" yang bisa dimaknai sebagai si pemilik anjing yang kalau kita mengutip priwayat dari ath-Thobari adalah juru masak:

 وَقَدْ حَكَى أَبُو عُمَرَ الْمُطَرِّزُ فِي كِتَابِ الْيَوَاقِيتِ أَنَّهُ قُرِئَ" وَكَالِبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ". فَيَحْتَمِلُ أن يريد بالكالب هذا لرجل عَلَى مَا رُوِيَ، إِذْ بَسْطُ الذِّرَاعَيْنِ وَاللُّصُوقُ بِالْأَرْضِ مَعَ رَفْعِ الْوَجْهِ لِلتَّطَلُّعِ هِيَ هَيْئَةُ الرِّيبَةِ الْمُسْتَخْفِي بِنَفْسِهِ. وَيَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيدَ بِالْكَالِبِ الْكَلْبَ. وَقَرَأَ جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّادِقُ" كَالِبُهُمْ" يَعْنِي صَاحِبَ الْكَلْبِ

Jadi intinya ya sah-sah saja apabila "kalb" atau "kalib" dimaknai sebagai juru masak, bukan anjing seperti pada umumnya. Sampean nggak cocok? ya boleh saja, lah wong saya bukan dosen yang menuntut kamu agar sepemikiran dengan saya.

(Ilham Murtadlo Chaidary)

Previous
Next Post »