Segala yang berkembang itu memunculkan problem, bahkan tafsir itu sendiri. Abad 21 dengan segala kemajuannya memunculkan konsep-konsep tafsir yang lebih modern, dengan didukung oleh sains tentunya.
Kemajuan sains sebenarnya membantu untuk menyempurnakan ketepatan tafsir atas ayat yang dianggap berbicara mengenai alam semesta, seperti dalam ayat-ayat yang dianggap menyinggung soal revolusi bumi atau pun rotasi bumi.
Seringkali juga, -mungkin karena keterbatasan teknologi saat itu- penulis tafsir pada masa lampau menafsiri ayat-ayat yang berhubungan kepada sains dengan "salah".
"Salah" merupakan diksi yang saya pakai untuk menggambarkan ketidaksinkronan apa yang ia tulis dengan realita yang ada. "Salah" ini kemungkinan besar muncul karena teknologi saat itu tidak mampu untuk membantu penafsiran pada ayat-ayat yang dianggap mempunyai kaitan dengan sains.
Semisal dalam sebuah tafsir; al-Jalalain. Tafsir klasik ini mendukung teori Flat Earth dengan berdasarkan al-Ghasiyah ayat 20:
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
Penulis tafsir mengatakan bahwa dengan ayat ini, bisa dipastikan bahwa bumi itu berbentuk datar, bukan bulat. Redaksi al-Qur'an "Suthihat" menunjukkan bahwa bumi itu memang datar.
Lebih dari itu, penulis tafsir menyatakan bahwa pandangannya mengenai konsep Sathh al-Ardh (Bumi Datar) ini sesuai dengan pandangan ulama lain yang hidup semasanya dan mengatakan bahwa konsep Kurowiyat al-Ardh (Bumi Bulat) berasal dari ahli astronom.
Ibn Athiyyah juga mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan dalam tafsir al-Jalalain. Hal ini terlihat jelas dalam karyanya yang berjudul al-Muharrar al-Wajiz.
Namun, baik Mushonnif al-Jalalain maupun Ibn Athiyyah menyatakan bahwa keyakinan bahwa bumi itu bulat tidak berpengaruh atas syari'at
Yang ekstrem adalah Abd al-Qahir al-Baghdadi, seorang asy'ary-syafi'y ternama. Ia membawa konsep bumi datar ataupun bulat ini kepada aqidah. Dalam karyanya al-Farq Baina al-Firaq, beliau berpendapat bahwa harus terdapat suatu tempat yang menjadi ujung dari bumi atau pun langit. Beliau juga tidak segan-segan untuk memberikan klaim atheis, filisuf dan juga astronom (keduanya berkonotasi dengan makna yang jelek) atas mereka yang tidak sependapat dengannya dalam masalah ini.
Salah satu hujjah yang beliau bawa adalah mengenai eksistensi arsy: dikatakan bahwa arsy berada di atas langit dan apabila langit dan bumi tidak memiliki ujung, maka hal itu menafikan keberadaan arsy.
Apa yang ia utarakan, dibumbui dengan klaim ijma' yang di era sekarang harusnya klaim itu dianggap tidak valid. (mengenai konsep ijma' sudah sering saya singgung mengenai kerancuannya)
Salam.
(Ilham Murtadlo Chaidary)
Tafsir al-Jalalain (Jalal ad-Din al-Mahalli dan Jalal ad-Din as-Suyuhti)
{وَإِلَى الْأَرْض كَيْف سُطِحَتْ} أَيْ بُسِطَتْ فَيَسْتَدِلُّونَ بِهَا عَلَى قُدْرَة اللَّه تَعَالَى وَوَحْدَانِيّته وَصُدِّرَتْ بِالْإِبِلِ لِأَنَّهُمْ أَشَدّ مُلَابَسَة لَهَا مِنْ غَيْرهَا وَقَوْله سُطِحَتْ ظَاهِر فِي أَنَّ الْأَرْض سَطْح وَعَلَيْهِ عُلَمَاء الشَّرْع لَا كُرَة كَمَا قَالَهُ أَهْل الْهَيْئَة وَإِنْ لَمْ يَنْقُض رُكْنًا مِنْ أركان الشرع
al-Muharrar al-Wajiz (Ibn Athiyyah al-Andalusi):
وهي قراءة الحسن، وظاهر هذه الآية أن الأرض سطح لا كرة، وهو الذي عليه أهل العلم، والقول بكريتها وإن كان لا ينقص ركنا من أركان الشرع، فهو قول لا يثبته علماء الشرع
al-Farq Baina al-Firaq (Abd al-Qahir bin thahir al-Baghdadi)
أَجْمعُوا على أَن الارض متناهية الْأَطْرَاف من الْجِهَات كلهَا وَكَذَلِكَ السَّمَاء متناهية الاقطار من الْجِهَات السِّت خلاف قَول من زعم من الدهرية انه لَا نِهَايَة للارض من اسفل وَلَا عَن الْيَمين واليسار وَلَا من خلف وَلَا من امام وانما نهايتها من الْجِهَة الَّتِي تلاقى الْهَوَاء من فَوْقهَا وَزَعَمُوا ان السَّمَاء ايضا متناهية من تحتهَا وَلَا نِهَايَة لَهَا من خمس جِهَات سوى جِهَة السّفل وَبطلَان قَوْلهم ظَاهر من جِهَة عود الشَّمْس الى مشرقها كل يَوْم وقطعها جرم السَّمَاء وَمَا فَوق الارض فى يَوْم وَلَيْلَة وَلَا يَصح قطع مَا لَا نِهَايَة لَهَا من المساقة فى الامكنة فى زمَان متناه وَأَجْمعُوا على ان السَّمَاوَات سبع سماوات طباق خلاف قَول
من زعم من الفلاسفة والمنجمين انها تسع واجمعوا انها لَيست بكرية تَدور حول الارض خلاف قَول من زعم انها كرات بَعْضهَا فى جَوف بعض وان الارض فى وَسطهَا كمركز الكرة فى جوفها وَمن قَالَ بِهَذَا لم يثبت فَوق السَّمَاوَات عرشا وَلَا مَلَائِكَة وَلَا شَيْئا مِمَّا يُثبتهُ الموجودون فَوق السَّمَاوَات عرشا وَلَا مَلَائِكَة وَلَا شَيْئا مِمَّا يُثبتهُ الموجودون فَوق السَّمَاوَات
Ushul ad-Din (Abd al-Qahir bin thahir al-Baghdadi):
والباسط في الدلالة على بسط الرزق لمن شاء وعلى أنه بسط الأرض ولذلك سماها بساطا خلاف قول من زعم من الفلاسفة والمنجمين أن الأرض كروية غير مبسوطة ]